Rabu, 30 Desember 2015

menutup akhir tahun


Menutup akhir tahun dan membuka rencana untuk tahun depan

Akhir tahun bukanlah akhir tapi awal dari sesuatu, dengan semua kebijaksanaan bahwa pengalaman tertanam dalam diri kita. Banyak Kesempatan yang terbuang di tahun kemarin pastilah akan datang kesempatan yang lebih besar di tahun depan, karena kesempatan itu datang berulang-ulang tentunya walapun beda dan tak sama.Banyak sekali harapan di tahun depan yang ingin tercapai semua mimpinya, ku hanya bisa berharap semoga di tahun ini kita dapat meraihnya dengan tindakan yang sungguh nyata. Kita akan membuka buku dengan halaman yang kosong, Kita akan menaruh kata-kata pada tiap halaman. Ku kan terus melangkah menembus waktu demi waktu, jejak telah ku tinggalkan untuk mengarungi hidup yang baru. Tahun baru tidak hanya membawa kebahagiaan, ini membuat kita penuh dengan harapan untuk mewujudkan impian kita di awal yang baru dari kehidupan kita. Tahun yang lama telah pergi Biarkan masa lalu mati dan terkubur dengan sendirinya, Tahun Baru telah mengisi waktu yang baru Tugas untuk kita dua belas bulan mendatang apa yang akan kita rencanakan dan apa yang kita inginkan, semoga ditahun yang baru ini yang kita inginkan bisa terealisasi. Amiin 

Tinggalkan segala bentuk kesedihan yang telah berlalu biarkanlah ia berlalu , bebaskanlah, mari kita mulai mengarungi hidup yang baru dengan penuh semangat dan optimisme menggebu.
Selamat menuju tahun 2016

mencoba mengarang puisi


TUHAN

Tuhan Yang Maha Esa
Engkau tempatku mengadu
Engkau tempatku berserah diri
Hanya kepada-Mu lah kami menyembah

Tuhan
Engkau yang menciptakan seluruh alam ini
Engkau yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Hanya kepada-MU kami bertaubat

Tuhan
Ampunilah dosa-dosa umatmu ini
Jadikan kami seperti bayi yang baru lahir
Tanpa noda dan cela

Selasa, 29 Desember 2015

untuk teman-temanku semasa SMA


Moment yang susah buat kumpul lagi bersama teman-teman SMA


Dulu kita bilang “bareng-bareng terus ya”?
Lalu kita bilang “yang penting jadwal kumpul diatur aja”.
Jadi, “ yang penting masih bisa ketemu udah syukur”

Sampai akhirnya “mereka apa kabar ya”?
Udah lam gak ketemu, kangen mereka yang dulu.
Dulu kalau mau kumpul tinggal kumpul,
Gak perlu banyak alasan buat kumpul.

Dan pada akhirnya, diajakin chat di via grup
Yang ngerespon cumin sedikit dan semakin sedikit
Sampai akhirnya masing-masing sibuk sendiri
Kalau sudah begini tidak bisa menyalahkan siapapun

Mungkin emang masa nya aja yang sudah habis
Dan cuman bisa bilang, “SUKSES YA TEMAN”

Ada satu titik dimana kita akan melihat kebelakang
Terus sadar kalau teman-teman yang dulu bareng, satu persatu HILANG
Dari yang mau nyapa tinggal nyapa
Dari yang mau chat nanya dulu “LAGI SIBUK APA ENGGAK”
Dari yang mau chat yang gak perlu ada topic uda seru,
Sekarang mau chat nunggu ada perlu atau topic.

Jangan pernah ngeremehin secuil rasa kangen.
Teman memang bakal datang dan pergi
Tetapi teman sejati akan menemani hingga rambut memutih
Menceritakan kisa-kisah masa pertemanan dengan anak cucu bersama
Menjalani jatuh bangunnya bersama
Dan suka duka hidup bareng-bareng
Kalian adalah teman yang menyenangkan yang pernah aku miliki

Wish you all the best, friends
Semoga kita semua menjadi orang sukses dan orang yang berguna
Amiin

dari isi hatiku, perjuangan seorang ibu


Perjuangan Seorang Ibu


Ibu mengandung selama 9 bulan
Ibu melahirkan dengan sekuat tenaganya
Bahkan rela menaruhkan nyawanya demi kita
Supaya kita bisa melihat dunia yang indah ini.

Setelah kita lahir,
ibu merawat dan menjaga kita dengan penuh kasih sayang dan perhatian
ibu memberikan yang terbaik buat kita,
ibu berusaha menuruti apa yang kita inginkan
ibu memberikan pendidikan buat kita supaya besar nanti bisa menjadi orang sukses dan berguna bagi orang lain.

Maka dari itu jangan pernah kalian melawan apa kata orang tua
Jika diingat perjuangan orang tua tidak sebanding apa yang kita berikan untuk mereka.
Mereka selalu meluangkan waktu untuk kita, supaya kita tidak kesepian atau merasa sendiri.
Orang tua selalu ada buat kita, maka apa salahnya kita meluangkan waktu untuk bertemu dengan kedua orang tua.
Orang tua tidak menginginkan harta atau jabatan, tapi yang diinginkan orang tua adalah kebersamaan.
Karena kebersamaan adalah segala-galanya…

                                                                                                Love you mom,
                                                                                                Love you dad
                                                                                               
                                                                                    dari anakmu yang selalu mencintaimu

                                                                                                      
                                                                     Novi Yuliandari

makalah ilmu kalam faham qodariyah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Timbulnya qodariyah ini sebagai isyarat menentang kebijaksanaan politik Bani Umayah yang dianggapnya kejam. Apabila firqoh jabariyah berpendapat bahwa khalifah bani umayah membunuh orang, hal itu karena sudah ditakdirkan Allah Swt. Demikian dan hal ini berarti merupakan topeng kekejamannya, maka firqoh qodariyah mau membatasi qadar tersebut. Mereka mengatakan bahwa kalau allah Swt. Itu adil, maka allah swt akan menghukum orang yang bersalah dan member pahala kepada orang yang berbuat baik.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Qodariah ?
2.      Bagaimana munculnya Qodariah ?
3.      Apa doktrin-doktrin pokok qodariah ?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Memahami pengertian Qodariah
2.      Memahami munculnya qodariah
3.      Mengetahui doktri-doktrin pokok qodariah





BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN QODARIAH
Qodariah berasal dari bahasa arab qadara, yang artinya kemampuan dan kekuatan. Menurut pengertian terminology, qodariah adalah aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi tangan Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya; ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa qodariah digunakan untuk nama aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dalam hal ini, Harun Nasution turut menegaskan bahwa kaum qodariah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qodar Tuhan.[1]
Seharusnya, sebutan qodariah diberikan kepada aliran yang berpendapat bahwa qodar telah menentukan segala tingkah laku manusia, baik yang bagus maupun yang jahat. Sebutan tersebut telah melekat pada aliran yang percaya bahwa manusia mempunyai kebebasan berkehendak.

B.     MUNCULNYA QODARIAH
Qodariyah mula-mula timbul sekitar tahun 70 H/689 M, di pimpin oleh ma’bad al-juhni al-Bisri dan Ja’ad bin Dirham, pada masa pemerintahan khalifah abdul malik bin marwan (685-705 M).
Munculnya qodariah dan tokoh-tokohnya merupakan dua tema yang diperdebatkan. Menurut ahmad amin, ada para ahli teologi yang mengatakan bahwa qodariah pertama dimunculkan oleh Ma’bad Al-jauhani dan Ghailan ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang taba’i yang dapat dipercaya dan pernah berguru kepada hasan al-Bisri. Sementara, Ghailan adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Utsman bin Affan.
Ibnu nabatah dalam kitabnya syarh Al-Uyun, seperti dikutip ahmad amin (1886-1954 M), memberi informasi lain bahwa yang pertma kali memunculkan paham qodariah adalah orang irak yang semula beragama kristen kemudian masuk islam dan kembali ke agama kristen. Dari orang inilah ma’bad dan Ghailan mengambil paham ini. Orang irak yang dimaksud, sebagaimana dikatakan Muhammad Ibnu Syu’ib yang memperoleh informasi dari al-Auzai adalah Susan.
Artikel yang menjelaskan paham qodariah yang terdapat dalam kitab Risalah dan ditulis untuk khalifah abdul malik oleh Hasan al-Basri sekitar tahun 700 M. Hasan al-Basri (642-728) adalah anak seorang yang berstatus tahanan di Irak, lahir di madinnah, tetapi pada tahun 657 pergi ke Basrah dan tinggal disana sampai akhir hayatnya.
Dalam kitab Risalah ini, ia percaya bahwa manusia bebas memilih antara berbuat baik atau berbuat buruk. Mereka mengatakan bahwa allah itu adil, maka allah akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Manusia harus bebas memilih dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik ataupun buruk. Jika allah menentukan takdir manusia dan memaksakan berlakunya, maka allah itu dzalim. Karena itu manusia harus merdeka memilih atau ikhtiar bebas atas perbuatannya.[2]
Orang-orang yang berpendapat bahwa amal perbuatan dan nasib manusia hanyalah tergantung pada takdir allah saja, selamat atau celaka sudah ditentukan oleh takdir allah sebelumnya, maka pendapat tersebut adalah sesat. Sebab pendapat tersebut berarti menentang keutamaan allah dan berarti menganggapnya pula yang menjadi sebab terjadinya kejahatan-kejahatan. Jadi, firqoh qodariah menolak adanya takdir allah dan berpendapat bahwa manusia bebas merdeka menentukan perbuatannya.
Menurut Ahmad Amin ia menyatakan bahwa ma’bad Al-jauhani pernah belajar kepada Hasan Al-Basri. Jadi sangat mungkin paham qodariah ini mula-mula dikembangkan Hasan Basri. Dengan demikian, keterangan yang ditulis oleh ibn Nabatah dalam Syarh Al-Uyun yang mengatakan bahwa paham qodariah berasal dari orang irak Kristen yang masuk islam kemudian kembali ke Kristen, ada kemungkinan direkayasa oleh orang yang tidak sependapat dengan paham ini, agar orang-orang tidak tertarik dengan pikiran qodariah.
Faham qodariyah segera mendapat pengikut yang cukup banyak. Sebagian terdapat di irak dengan bukti bahwa gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan Al-Basri. Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat ibn Nabatah bahwa yang mencetuskan pendapat pertama tentang masalah ini adalah seorang Kristen dari irak yang telah masuk ke islam dan dari orang ini diambil oleh ma’bad dan Ghailan. Sebagian yang lain berpendapat bahwa paham ini muncul di Damaskus disebabkan oleh pengaruh orang-orang Kristen yang banyak dipekerjakan di istana-istana khalifah. Paham qodariyah mendapat tantangan keras dari umat islam ketika itu.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya reaksi keras terhadap paham qodariah :
1.      Seperti pendapat Harun Nasution, karena masyarakat arab sebelum islam dipengaruhi oleh paham fatalis. Kehidupan bangsa arab ketika itu serba sederhana dan jauh dari pengetahuan. Mereka selalu terpaksa mengalah pada keganasan alam, panas yang menyengat, serta tanah dan gunungnya yang gundul. Mereka merasa dirinya lemah dan tidak mampu menghadapi kesukaran hidup yang ditimbulkan oleh alasan sekelilingnya. Paham it uterus dianut meskipun mereka sudah beragama islam. Oleh karena itu, ketika paham qodariah dikembangkan, mereka tidak dapat menerimanya. Paham qodariah dianggap bertentangan dengan doktrin islam.
2.      Tantangan dari pemerintah, tantangan ini sangat mungkin terjadi karena para pejabat pemerintahan ketika itu menganut paham jabariah. Ada kemungkinan juga pejabat pemerintah menganggap gerakan paham qodariah merupakan suatu usaha menyebarkan paham dinamis dan daya kritis rakyat, yang mampu mengkritik kebijakan-kebijakan mereka yang dianggap tidak sesuai, bahkan dapat menggulingkan mereka dari tahta kerajaan. 

C.    DOKTRIN-DOKTRIN POKOK QODARIAH
Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang doktrin qodariah bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya; manusia yang melakukan, baik atas kehendak maupun kekuasaannya, dan manusia pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan jahat atau kemauan dan dayanya. Salah seorang pemuka qodariah yang lain, An-Nazzam mengemukakan bahwa manusia hidup mempunyai daya. Selagi hidup manusia mempunyai daya, ia berkuasa atas segala perbuatannya.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa doktrin qodariah pada dasarnya menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri. Manusia dalam hal ini mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Oleh karena itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan-kebaikan yang dilakukannya dan berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan-kejahatan yang diperbuatnya.
Paham takdir dalam pandangan qodariah bukan dalam pengertian takdir yang umum di pakai oleh bangsa arab ketika itu, yaitu paham yang mengatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan terlebih dahulu. Dalam perbuatan-perbuatannya, manusia hanya bertindak menurut nasib yang telah ditentukan semenjak ajal terhadap dirinya. Dalam paham qodariah takdir adalah ketentuan allah yang diciptakan-Nya berlaku untuk alam semesta beserta seluruh isinya semenjak ajal, yaitu hukum yang dalam istilah al-qur’an adalah sunnatullah.
Secara alamiah, sesungguhnya manusia telah memiliki takdir yang tidak dapat diubah. Manusia dalam dimensi fisiknya tidak dapat berbuat lain, kecuali mengikuti hukum alam. Misalnya, manusia ditakdirkan oleh tuhan tidak mempunyai sirip, seperti dimiliki ikan sehingga dapat berenang dilautan lepas. Demikian juga manusia tidak mempunyai kekuatan seperti gajah yang mampu membawa barang berates kilogram, tetapi manusia ditakdirkan mempunyai daya pikir yang kreatif. Demikian juga anggota tubuh lainnya dapat berlatih sehingga dapat tampil membuat sesuatu. Dengan daya pikir yang kreatif dan anggota tubuh yang dapat dilatih terampil, maka manusia memiliki kebebasan yang sangat luas.
Dengan pemahaman seperti ini, kaum qodariah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat menyandarkan segala perbuatan manusia pada perbuatan Tuhan. Banyak ayat al-Quran yang dapat mendukung pendapat ini, misalnya dalam surat Al-Kahfi : 29
Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
“Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya dia melihat apa yang kamu perbuat”. (QS Fushilat : 40)
“Bagaimana apabila bencana menimpa diri kamu sedang kamu telah menimpakan bencana yang berlipat ganda, sedang kamu bertanya : dari mana datangnya (kekalahan) ini ? katakanlah dari kamu sendiri.” (QS. Al-imron 164)
sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Qodariah adalah aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi tangan Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya; ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa qodariah digunakan untuk nama aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Qodariyah mula-mula timbul sekitar tahun 70 H/689 M, di pimpin oleh ma’bad al-juhni al-Bisri dan Ja’ad bin Dirham, pada masa pemerintahan khalifah abdul malik bin marwan (685-705 M).
doktrin qodariah pada dasarnya menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri. Manusia dalam hal ini mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Oleh karena itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan-kebaikan yang dilakukannya dan berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan-kejahatan yang diperbuatnya.



DAFTAR PUSTAKA

Nasir, A. Sahilun, 2010, Pemikiran Kalam teologi Islam, Jakarta : RajaGrafindo Persada
Rozak, Abdul, dan Anwar Rosihon, 2012, Ilmu Kalam, Bandung : Pustaka Setia



[1] Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung; Pustaka Setia, 2012) Hlm. 87-88
[2] Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam Teologi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada). Hlm 139