BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain
pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang
ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah
dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Dalam karangan ilmiah sering kita
jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal
ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan
kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat
tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
C. TUJUAN
MASALAH
1.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi baik dan benar
2.
Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3.
Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami
oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah
tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas,
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan
bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Kalimat Efektif juga dapat
diartikan kalimat yang mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa
yang meliputi gramatikal pilihan kata, penalaran yang logis dan serasi, atau
kalimat yang menginformasikan pesan atau ide secara tepat.
B. Unsur-unsur kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam
buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini
disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O),pelengkap
(pel) dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya
terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek dan
keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau
wajib tidak hadir.
1.
Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi
pangkal/pokok pembicaraan.
Contoh :
a.
Toro sedang tidur.
S
2.
Predikat
Predikat (P) adalah bagian
kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Contoh :
a. Kemal ingin tidur.
P
3. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang
melengkapi kata kerja sebagai hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang
menerima atau yang di untungkan oleh perbuatan.
Contoh :
a.
Rahmad sudah memasukkan buku
barunya ke dalam tas itu.
O
4.
Pelengkap
Pelengkap (Pel)
atau komplemen berbeda dengan objek. Pelengkap tidak dapat menjadi subjek jika
kalimat dipasifkan. Predikat yang diikuti kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi.
Contoh :
a.
Pancasila merupakan dasar
Negara Indonesia.
Pel
5.
Keterangan
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang bukan merupakan
inti kalimat. Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat.
Contoh : a.Luna tinggal di Bali.
ket
C. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus
memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya:
1.
Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan.
Contonya:
Melihat perkembangan
penduduk RW 02 Kampung Kedunggede yang semakin padat namun tidak didukung
dengan kemampuan perekonomian yang cukup yang tanpa kita
sadari bahwa peningkatan tersebut memerlukan sarana prasarana yang memadai.
perbaikan kalimat tersebut :
Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedunggede yang semakin padat, tetapi tidak didukung oleh perekonomian yang cukup dan sarana prasarana yang memadai.
Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedunggede yang semakin padat, tetapi tidak didukung oleh perekonomian yang cukup dan sarana prasarana yang memadai.
2.
Kesepadanan
Kesepadanan adalah
keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk menghasilkan
kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Kalimat yang memilki subjek dan predikat yang jelas
b. Kata depan tidak berada didepan subjek
c. Konjungsi intra kalimat tidak di pakai
didalam kalimat tunggal
d. Predikat tidak didahului konjungsi
yang.
e. Subjek tidak ganda.
3. Keparalelan (kesejajaran)
Keparalelan
adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan didalam kalimat.
Contoh :
a.
Atika
memetiki setangkai bunga. (tidak parallel makna)
b.
Atika
memetik setangkai bunga. (parallel )
4. Kehematan
Adalah kalimat efektif
bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Cara untuk
menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk
superordinat, tidak menggunakan kata bersinonim dan tidak menjamakkan kata yang
sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh :
a.
Belajar
adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa. (tidak hemat)
b.
Belajar
merupakan tanggung jawab mahasiswa. (hemat)
5. Kelogisan
Kalimat dikatakan
efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh :
a.
Taman
ini dibangun setelah menggusur ratusan rumah penduduk. (tidak logis)
b.
Taman
ini dibangun setelah ratusan rumah penduduk digusur. (logis)
6. Kecermatan
Kalimat efektif
ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak
menimbulkan tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan
membantu pembaca untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan
tafsir ganda.
Contoh :
a.
Mahasiswa
perguruan tinggi yang tekenal itu menjadi putri Indonesia tahun ini. (tidak
cermat)
b.
Mahasiswa
yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi putrid Indonesia
tahun ini. (cermat)
7. Kebervariasian
Kalimat yang efektif
menunjukan penggunaan kalimat yang tidak monoton. Kalimat yang digunakan
sebaiknya bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam
bahasa Indonesia. Selain itu, variasi dalam panjang-pendek kalimat dan
penggatian unsur di awal kalimat juga menandakan keefektifan kalimat.
Contoh :
a.
Anak
membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua.
b.
Dibutuhkan
perhatian dan kasih sayang dari orang tua kepada anak.
c.
Perhatian
dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak.
8.
Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pad
aide pokok kalimat. Untuk menonjolkan atau menekankan ide pokok dapat dilakukan
dengan cara berikut:
Contoh :
a.
Angka
kemiskinan makin meningkat sehingga tindak criminal semakin banyak.(penekanan
pada angka kematian)
b.
Tindak
kriminal makin banyak karena angka kemiskinan makin meningkat. (penekanan pada tindak kriminal)
9. Ketepatan
Setiap kata yang
digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan,
maksud, atau pesan penulis.
Contoh:
a.
Pasar Triwindu, Surakarta, Jawa Tengah, yang
selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan barang antik, dalam beberapa pekan
ini sepi dari kunjungan konsumen.
(tidak tepat)
b.
Pasar Triwindu, Surakarta, Jawa Tengah, yang
selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan barang antik, dalam beberapa pekan
ini sepi pengunjung. (tepat)
10. Kebenaran
Struktur (Bentuk)
Kalimat efektif mengandung
kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-unsur yang digunakan dalam
kalimat tidak memakai unsur-unsur asing atau daerah.
Contohnya:
a.
Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang
yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu dimana
didalam kelompok tersebut berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah
laku. (salah)
b.
Masyarakat hukum adalah sekolompok orang yang
berdiam dalam suatu wilayah yang menganutserangkaian peraturan sebagai pedoman
tingkah laku. (benar).
11. Keringkasan
Dalam menulis
ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki makna yang
sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan kata
merupakan bentuk ringkas/pendek.
Contohnya:
a.
Kami mengadakan
penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
b.
Kami meneliti
anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau
pembicaranya.
2.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
3.
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesatuan gagasan, Kesepadanan,
Keparalelan(kesejajaran), Kehematan,
Kelogisan, Kecermatan, Kebervariasian, Ketegasan,
Ketepatan, Kebenaran Struktur (Bentuk), Keringkasan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Ali, Lukman dkk. 1991.
Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
-
Finoza, Lamuddin. 2002..
Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
-
Razak, Abdul. 1985. Kalimat
Efektif. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar